Ya, mungkin itu terjadi pada diri saya. Saya akui nilai saya suka pas-pasan dimulai SD sampai sekarang kuliah, sedih sih, tapi mungkin karena sudah terbiasa dengan nilai pas-pasan kesidihannya jadi tidak terlalu bermakna. Tapi saya juga tidak setuju dengan kata-kata itu. Pada dasrnya ketidak bermaknaan tersebut datang dari rasa putus asa dari kebosanan yang teraulang. Jadi intinya ketidak bermaknaan tersebut datang pada orang yang sedang putus asa. Misal ketika remed UAS mata kuliah kimia organik II kemarin, H-4 belajar, H-3 belajar, H-2 main, H-1 ngelamun dan pada saat remed lupa semuanya. Berbeda dengan UAS kimia organik I(meskipun hasilnya gak jauh beda). *menurut saya pas-pasan, tapi menurut orang lain jelek.