Disaat perjalanan pulang.
Ceritanya saya lagi didalem angkot, angkot yang saya tumpangi menyalip mobil di depannya dan dari arah berlawanan ada sebuah sepeda motor yang melaju cukup kencang alhamdulilah tidak terjadi tabrakan walau sempat terdengar teriakan dari si pengendara motor. Namun pada saat angkot saya melaju lagi (+- 1km) tiba-tiba ada motor yang menyalip dari belak dan teriak "Itu labuh siateh! (eh lu, itu yang tadi jatuh!)" Angkot yang saya tumpangi menepi ke pinggir jalan saya pikir angkot tersebut akan memutar arah melihat motor yang jatuh itu, eh ternyata malah terus melanjutkan perjalanan. Saya tidak mampu berkata apa-apa, saya merasa malu tidak bisa berbuat apa-apa. Jika dilihat dari kecepatan dan tempat kejadian si pengendara kalau terjatuh minimal mengalami patah tulang dan lecet-lecet. Saya pun turun dari angkot tepat di depan gang rumah saya dan terus terlintas pikiran kenapa saya tadi tidak menegor supir angkotnya. Saya melihat plat nomor angkot tersebut dan menuliskannya di HP.
Bidadari pagi Engkau bidadari pagi Engkau ratu dihari rabu Engkau adalah embun yang daun lahirkan dan menetes saat mentari bersemi Engkau adalah sepi yang datang diantara petir badai yang menderu Engkau adalah sejuk yang angin bawa di februari Engkau adalah sinar yang mentari lahirkan setelah hujan pergi Engkau adalah airmata yang tangis kubawa ketika membayangkan kita berdua Engkau adalah alasan mengapa duniaku ada
Komentar
Posting Komentar